Lebih baik berteman dari pada pacaran, memang benar adanya bagi sebagian orang. Karena ketika kita berimpian untuk memiliki sebuah hubungan, pastilah kita berharap bisa sampai pada pelaminan alias pernikahan.
Banyak teman itu banyak rezeki. Banyak pacar itu banyak masalah dan banyak pengeluaran. Bagi seorang pria banyak pengeluaran (boros). Bagi wanita juga sama, jadi boros (biaya make-up) :v Paling tidak jadi banyak menyita waktu untuk berbagi.
Seseorang pernah mengatakan: "aku akan menikahi temanku sendiri, yang telah lama aku kenal". Kalimat ini memiliki makna yang sangat luas. Dan berikut ini ada 10 alasan yang bisa menjelaskan makna luas dari hal tersebut.
10 Alasan Memilih Berteman Ketimbang Pacaran
1. Pernikahan itu bukan untuk main-main
Jangan sampai setelah menikah baru sadar bahwa pasangan kita memiliki sifat buruk yang ini dan yang itu dan yang lain-lain :v #salah kenal :)
2. Teman itu bisa jujur dan apa adanya
Ketika kita berteman dengan seseorang, sebagian besar dari sifatnya akan ketahuan. Semakin lama kita berteman dengan seseorang tersebut, akan semakin banyak hal yang kita ketahui. #gak salah pilih :)
3. Masa depan akan terlihat
Katakanlah menjadi seseorang yang buruk di masa lampau (ketika berteman). Seiring berjalannya waktu, berusaha berubah di saat sekarang dan menjadi lebih baik di masa yang akan datang. #ngarep.com :)
4. Pacaran itu terkadang pembutaan
Munafik jika tidak mengakui bahwa seseorang pasti ingin tampil lebih baik di depan pasangan. Berusaha tampil sebaik mungkin meski dibalik semua itu juga menyimpan aib sagar tak terlihat. Dari hal ini terkadang muncul istilah: "pernikahan tak seindah pacaran". Masih mau coba? :)
5. Banyak mantan banyak lawan
Pada umumnya seseorang yang pernah menjadi pasangan sebagai pacar di masa lampau menjadi sosok yang paling disungkan atau bahkan paling dibenci. Akibatnya, jelas ini menjadikan hubungan teman yang susah akur. * Sebelum pacaran kan berteman? :v. Berakibat hubungan teman yang renggang, padahal banyak teman banyak rezeki. Berarti memberikan kesimpulan bahwa kita menolak rezeki. Iya kan? #mikir :)
6. Merenungkan peristiwa di masa mendatang
Coba bayangkan ketika terjadi pada anak-anak kita di masa depan. Yaitu ketika anak kita bertengkar (dalam bahasa jawa):
A: Tak kandakne bapak ku we..., we nakal...
(Kamu aku bilangin bapakku , kamu nakal)
B: Gak wedi, tak kandakne ibuk .. weeek
(Gak takut , kamu aku bilangin ibuk.. weeek)
A: Bapaak ku lho tetara... ben di bedel we mengko.
(Bapak aku kan tentara, biar di tembak kamu nanti)
B: Gak wedi.... kandak no... tak kandakne ibuk ku.
(Gak takut, bilangin aja. Pokoknya kamu aku bilangin ibuk)
A: Ibuk mu lho opo?
(Ibuk kamu lo apa?)
B: Ibuk ku lho mantane bapakmu..
(Ibuk aku lo mantan bapakmu)
#merenung :)
7. Galau tidak ada yang perhatian
Diperhatikan lawan jenis itu memang menyenangkan :) maka dari itu berbaiklah kepada banyak teman. Perhatian bukan hanya pada satu (1) orang yaitu pacar. Tetapi berbaik kepada lebih dari satu orang yaitu teman dan teman. Benar kan? :)
Menanam perhatian akan menuai hasil berupa kepedulian. Sebaliknya, jika kita menabur permusuhan maka kita juga akan memetik perselisihan. Iya juga kan? Sadarilah bahwa era sekarang perbandingan antara pria dengan wanita adalah 1:10 atau 10:1 di fakultas seberang :v Siapa yang mau perhatian? Siapa yang mau diperhatikan? #lagi #mikir :)
8. Pacaran menghambat sekolah, kuliah, pekerjaan dan pernikahan
Setuju atau tidak itulah faktanya. Hal apa saja yang kita dapatkan ketika pacaran ketika masih sekolah, kuliah dan bekerja? Hanyalah kesenangan yang bersifat sementara dan musnah begitu saja menjadikan sebuah kenangan.
Ketahuilah, pernikahan mendatangkan rezeki yang lebih. Jelas saja kita jadi berfikir untuk menghidupi keluarga dan mempunyai tanggung jawab lebih. Hal ini berlaku baik pada seorang pria maupun wanita ketika sudah menjadi sepasang suami dan istri.
Pintu rezeki dari dua orang insan disatukan dan mendapat satu pintu rezeki tambahan lagi yaitu diskusi dan bertukar pikiran. Pilih pacaran atau pernikahan? Jika belum waktunya menikah cukup berteman saja :) #hanya teman biasa
9. Pacaran setelah menikah itu nikmat
Hal ini tentu pasangan yang kita pilih sebagi suami atau istri adalah seseorang yang sebelumnya sudah cukup lama kita kenal ketika masih berteman. Bayangkan saja saling senyum, saling sapa, saling peluk, saling bergandeng tangan saja merupakan ibadah dan diganjar pahala yang besar (ibadah ternikmat).
Tapi jangan dibayangkan terlalu berlebihan karena berbahaya. Terlebih jika masih pacaran, saling peluk dengan belum mukrimnya itu dosa. Jika sudah siap menikah jangan suka menunda. Itu menunda kenikmatan kan? #romantis
10. Menikahi teman lebih aman
Biasakanlah berteman lebih luwes. Siapa tahu orang yang baik ada di sekitar kita setiap hari. Layak menjadi sosok suami yang baik atau istri yang hebat. Sementara sampai sekarang masih dicampakan, padahal lebih berkompeten dan masuk kriteria :) #curhat
Semoga artikel di atas bermanfa'at untuk Anda para remaja yang saat ini sedang galau atau bimbang. Hidup itu terlalu indah untuk disesalkan. Sharing atau bagikan ulang jika dirasa artikel ini menginspirasi.
Memilih Berteman Ketimbang Pacaran
by Unknown , at 1:32 AM , have 0
komentar